Wulan Merindu

 

bulan1

Ingin sekali menyusuri jalan protocol ibu kota ini bersama. Duduk manis dibelakangnya. Kemacetan ibu kota pun tak kan lagi menjemukan. Tapi aku masih mengejar bus kota. Berjejer bersama para pekerja, buruh kasar, ibu rumah tangga yang sibuk menenangkan anaknya yang menangis karena pengapnya bus kota, pelajar, mahasiswa. Semuanya masuk dalam kasta kaum proletar yang mengais sisa-sisa rupiah para konglomerat. Kadang duduk terkantuk-kantuk bersandar pada jendela yang berdebu tebal. Penat dengan kerasnya beban hidup megapolitan.

Aku masih sendiri di rumah tua ini. Di kamar sempit yang salah satu dindingnya berbahan triplek. keramik putih yang menyilang-nyilang terasa lebih dingin dari biasanya. Ibu kota memang sedang dipuncak hujan. Beberapa wilayah bahkan telah tergenang air.

Setiap langkah maju jarum jam menjadi begitu bermakna. Karena setiap putaran waktu adalah akumulasi dari kerinduan yang semakin membuncah. Tenggelamnya sang surya berarti satu hari penantian telah terlewati. Dan saat keesokan harinya fajar menyongsong di ufuk timur, pertanda semakin dekat hari berjumpa.  Kawan, benarkah rindu itu indah?

Katanya menunggu itu menakjubkan. Tidak kawan, aku tak kan  memposisikan diri sebagai orang yang menunggu. Kuposisikan diriku sebagai seorang yang bersiap-siap, hingga jika saatnya tiba aku kan menemuinya dengan selaksa senyuman. Benarkah menunggu begitu menakjubkan?

Seperti perkataannya bahwa untuk menegakkan yang hak dan sunnah ini butuh kesabaran. Ah, inilah saatnya mempraktekkan semua ilmu tentang kesabaran dan tawakal. Inilah saat dimana do’a-do’a untuk mengatasi gundah gulana dan kesedihan hati dilafadzkan. Inilah saat mengejar waktu-waktu mustajab dan merengek pada-Nya.

Jika menunggu begitu menakjubkan maka biarlah aku menunggu hingga takdir-Nya membuatku semakin takjub pada-Nya. Jika buah kesabaran memang manis. Maka biarlah kucicipi hingga kunikmati lezatnya. Dan kerinduan ini biarlah mengalun dalam do’a agar Robbul Izzati selalu menjaganya dari segala marabahaya, godaan syaithon, dan fitnah.

 

Setiap akhir pekan kita berada di taman syurga dipisahkan oleh kain hijau. Duduk mendengar Dzikrulloh. Dan sayap-sayap malaikat pun menaungi. Semoga Rahmat dan Sakinah-Nya turun dan Alloh Azza Wa Jalla Ridho menyebut-nyebut nama kita di hadapan para malaikatnya

12 Tanggapan to “Wulan Merindu”


  1. 1 bayu200687 16 Februari, 2009 pukul 8:45 am

    Ya Alloh, berikanlah aku rasa qona’ah, agar aku ridho terhadap apa2 yang engkau tunda dan apa2 yang engkau segerakan….

    amiinn..dan padaku juga ya Robb..

    menakjubkannya menunggu adalah ketika engkau tahu bahwa yang engkau tunggu pun menunggumu…

    semoga…

    seperti dulu, ketika aku mengucapkan salam tiap kali masuk ke rumah -meski aq sendirian di rumah itu-; sembari berharap kelak ada bidadari yang menjawab salamku… 😀

    makanya istrinya dibawa ke jakarta atuh 🙂

  2. 2 uvi07 17 Februari, 2009 pukul 10:50 pm

    bismillah….

    semoga Allah berikan yang terbaik tuk kita, dan sabar adalah…jawaban pati tuk masa Penantian….
    dan semuanya kan berbuah manis, bila masanya tlah datang…
    wallahu a’lam

    semoga Alloh mengaruniai kita kesabaran…

  3. 3 dalila sadida 18 Februari, 2009 pukul 5:18 am

    🙂

    kenapa da, qo senyum-senyum :mrgreen:

  4. 4 hik_mah 19 Februari, 2009 pukul 8:19 am

    sabar sabar sabar
    satu kata yang pasti
    sabar 🙂
    jadi wulan merindu ….

    sabar…yup…

  5. 5 shofiyah 19 Februari, 2009 pukul 1:46 pm

    bismillah
    assalamu’alaykum
    kejaya’an itu adalah keniscayaan.. ,
    mbak ^_^
    mbak kata-katanya bagus..,

    wa’alaykumsalam…subhanalloh..semoga

  6. 6 shofiyah 23 Februari, 2009 pukul 10:38 am

    Assalamu’alaykum
    SELAMAT anda termasuk orang yang berhasil menerima anugrah award dapat diambil di http://utrunjah.wordpress.com/2009/02/23/award-pertamaku/
    pengumuman selesai

    wa’alaikissalam, wah award lagi..syukron ya ukht

  7. 7 Maylatun sari 26 Februari, 2009 pukul 7:06 pm

    hmmm,,,

    nice post,touching words,and great friend… and that is u,,

    sabar ya bu,,,,
    kabar baiknya selalu ditunggu (^-^)

    vi,ni blog ri http://maylatunsari.wordpress.com ,view and comment ya,isinya emg ga sepuitis dan seagamis vi and temen2 yg ngisi di blog vi yg dahsyattt!!!…hehehe

    ti amo perche Allah Subhanallahu Wa Ta’ala

    hu..hu..jadi juga blognya. Meluncurnya tar aja ya jeng kalo ol pk pc. Skarg lagi pake hp

    ri, lain kali urlnya diisi ya biar gampang ngelink baliknya. Nih vi isiin

  8. 8 isna 4 Maret, 2009 pukul 3:05 pm

    Assalamu’alaikum mba Devi,
    Kalo menunggu sesuatu yang sudah “pasti” tentu saja indah 🙂
    Sabar…^_^

    wa’alaikumussalam…insya Alloh ukht.. 🙂

  9. 9 Prasetyo Muchlas 4 Maret, 2009 pukul 8:16 pm

    Assalamu’alaikum, still waiting..
    yang sabar ya mbak ^^

  10. 10 Prasetyo Muchlas 4 Maret, 2009 pukul 8:19 pm

    eh maaf, linknya yang diatas udah ga aktif, sekarang link yang ini ^^ ‘afwan..

  11. 11 yodama 24 Maret, 2009 pukul 4:23 pm

    Ouw… i see. Jd ini alasannya hiatus. Sedang dlm ms pinangan.

    Kalau ada saat menanti… pastikan Alloh membersamai.

    bukan akh, tapi karena sedang sibuk ppl 🙂

  12. 12 nuriy 29 Juni, 2009 pukul 9:59 pm

    assalamu’alaykum
    lama ga berkunjung.
    wah hanya bisa mendoakan spy ka devi di beri yg terbaik,
    di mudahkan dan di lancarkan jalannya.
    hehei.. 🙂


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s




Pengunjung Kelas

  • 10.515

Arsip Kelas

Kategori

Komentator

Doni Al Siraj pada Negeri Cinta
Maylatun sari pada Negeri Cinta
Rizki Aji pada Negeri Cinta

ayo pake jilbabnya

Portalnya Keluarga Bahagia

Jadwal Kajian Salaf

blog-nya musafir kecil



"Indonesians’

%d blogger menyukai ini: