Archive for the 'aku' Category
Ā
Ingin sekali menyusuri jalan protocol ibu kota ini bersama. Duduk manis dibelakangnya. Kemacetan ibu kota pun tak kan lagi menjemukan. Tapi aku masih mengejar bus kota. Berjejer bersama para pekerja, buruh kasar, ibu rumah tangga yang sibuk menenangkan anaknya yang menangis karena pengapnya bus kota, pelajar, mahasiswa. Semuanya masuk dalam kasta kaum proletar yang mengais sisa-sisa rupiah para konglomerat. Kadang duduk terkantuk-kantuk bersandar pada jendela yang berdebu tebal. Penat dengan kerasnya beban hidup megapolitan.
Awan telah tersingkap
Mimpi pun menjelma nyata
Wangi kemuning merasuk sukma
Melambungkan angan menuju singgasana raja
Telah terjawab segala tanya
Telah nyata rupa dan raga
Yang berdiri gagah di sana
Seorang pemuda sederhana namun bersahaja
Sholeh berakhlak mulia lagi rupawan
Dapet Award
Published 12 Desember, 2008 aku 12 CommentsTag:akhwat, aku, award, bidadari, blog, syurga
Mimpi apa ya semalam?. Tau-taunya dapat award š . seumur-umur belum pernah daet award. Kalau dapat julukan sih sering. Julukan yang aneh-aneh dari teman-teman. Award ini dipersembahkan oleh ukhty shogir Dalila Sadida. Entah ilham dari mana Dida bisa memberikan award ini pada saya. Apakah Dida mendapat wangsit atau bisikan-bisikan tertentu saya juga kurang faham. Mungkin perlu ditanyakan alasan memberikan award ini pada saya. Terlepas dari semua ke-unbeliveble-an saya, terimakasih buat Dida yang telah memberikan kepercayaan blog cupu ini untuk menyandang award. Mumpung evennya sesuai, tidak ada salahnya sedikit saya ceritakan perihal kelahiran blog ini.
Inilah kala rindu membiru
Menyusuri pantura
Dimalam sabtu yang syahdu
Menuju rumah indah di depan sawah
Naungan Bunda bersama adik-adik tercinta
Ā
Aku bukan mahasiswa UI atau STAN
Yang terkenal pintar-pintar
Tapi kau tetap bilang aku cerdas
Aku adalah smart solution
Ah, seperti trademark sebuah bimbel
Tapi kau tetap bilang aku cerdas
Karena aku selalu memberi solusi praktis bagi setiap masalahmu
Resah aku menanti pagi
Kenapa bintang tak jua pergi
Rembulan masih saja berdiri
Aku tengah menanti pagi
Sebuah aktualisasi diri
Hasil menguji nyali sendiri
Malam semaki pekat
Bintang-bintang telah lelah berpijar
Rembulan mulai penat bersinar
Semua bersiap-siap beranjak
Karena sang fajar hampir tiba
Ā
Saatnya anak manusia berdiri
Menghadap ilahi
Panggilan muadzin segera dipenuhi
Ā
Ten Facts About Me. Ini PR yang dikasih sama Leony. Akhirnya sempat dikerjakan juga disela-sela kesibukan saya, halahā¦well here they areā¦
Ikan kecil biru
berenang-renang di celah karang
kadang rebah di atas pasir hitam
kadang mengapung di atas buih putih
kadang tersenyum diantara riak
kadang merenung di sisa ombak
Gadis-gadis kecil itu duduk melingkar
Memasang telinga baik-baik
Telinga yang tersembunyi
Dibalik kerudung-kerudung kecil
Gadis-gadis kecil itu tengah menyimak
Untaian kalimat petunjuk
Petunjuk menuju syurga
Suara berat yang terdengar tengah menjelaskan
Jalan menuju syurga…
āJika kalian ingin masuk kelas unggulan, masuk IPA. Tentu kalian akan bertanya pada kakak-kakak kelas yang telah masuk kelas unggulan dan IPA itu…ā
āKalian pasti akan bertanya tentang cara belajar mereka, tips dan trik hingga bisa masuk ke kelas tersebut.ā
Gadis-gadis kecil itu mengangguk-angguk
Logika mereka membenarkan
āBegitulah, begitu pun jika kalian ingin masuk syurga. KalianĀ harus melihat bagaimana cara beragamanya orang-orang yang sudah dijanjikan syurga. Alloh Sang Pemilik Syurga yang memberi jaminan. Tahukah kalian siapa mereka?. Mereka adalah GENERASI SEMBILAN SERATUS…ā
Gadis-gadis kecil membuka mushaf
Mencari surat sembilan, ayat seratus
Sebuah surat yang dilarang melafazkan basmallah
Ketika membacanya…
āorang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.ā Lanjutkan membaca ‘GENERASI SEMBILAN SERATUS’
Komentator